Gambar 1.0 Observatorium Bosscha |
Gambar 1.1 Planet Pluto |
Dua astronom asal Amerika Serikat melakukan pengamatan okultasi Pluto di Observatorium Bosscha, Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, Senin (27/6).
Kedua astronom itu Mark Bullock dari Southwest Research Institute, Colorado dan John Stansberry dari Steward Observatory. Menurut Mark, apa yang dilakukannya untuk mengetahui apakah di Planet Pluto ada kehidupan atau tidak dengan meneropong atmosfer dan iklim cuaca di Pluto.
"Bosscha adalah salah satu tempat yang akan bisa dilintasi bayangan dari gerhana bintang yang akan dapat jelas diamati asalkan cuaca tidak mendung," kata Mark didampingi temannya.
"Okultasi Pluto hanya akan terjadi selama dua menit mulai pukul 21.18 WIB. Meski demikian, pengamatan dilakukan sekitar 30 menit untuk mengabadikan momen sebelum dan pascaokultasi Pluto. Untuk merekam momen langka tersebut, dua astronom itu menggunakan Portable High-speed Occultation Telescope (PHOT) yang sangat sensitif terhadap pergerakan bintang," menurutnya.
Ditambahkan rekannya, pengamatan okultasi Pluto penting karena mengenai planet kecil itu hingga kini masih sedikit astronom yang mengamatinya. Atmosfer pluto, menurut dia, memiliki kemiripan dengan bumi karena juga mengandung nitrogen.
Direktur Observatorium Bosscha, Hakim L. Malasan mengaku, Indonesia dengan Bosscha hanya bangga karena bisa ikut bagian mengamati fenomena langka itu. Meski hanya berlangsung beberapa menit.
Okultasi pluto, kata Hakim, merupakan peristiwa pergerakan Pluto menutupi bintang di belakangnya ketika disaksikan pengamat dari bumi. Dua Satelit Pluto secara bergantian juga mengalami hal yang sama.
"Kejadiannya sama seperti gerhana. Dalam hal ini, Pluto menutupi cahaya bintang di belakangnya ketika dilihat dari bumi," katanya.
Sumber: Media Indonesia
No comments:
Post a Comment