![]() |
Gambar 1.0 Image Skylon Plane |
Badan Antariksa Eropa mengumpulkan seratus ahli dari beberapa negara di Eropa, Rusia, Amerika Serikat, Korea Selatan, dan Jepang. Mereka diminta mengkaji prospek dan ekonomis wahana antariksa Skylon dan mesin SABRE (Synergistic Air-Breathing Rocket Engine).
Analisis para ahli tersebut jadi bahan laporan kajian badan ini yang terbit 6 Mei lalu. "Mendukung rancangan Skylon oleh perusahaan Reaction Engines untuk dikembangkan jadi prototipe awal," tulis laporan tersebut.
Rencananya, Juni ini, Reaction Engines Limited melakukan uji statis mesin pendingin yang dilanjutkan tes untuk SABRE. Juru bicara perusahaan ini menjelaskan bahwa pihaknyamendapat pinjaman dana US$ 350 juta untuk pengujian tersebut. Mereka berharap pre-order dapat dimulai 2 tahun ke depan seiring dengan pembentukan konsorsium perusahaan.
Skylon memang merupakan prototipe baru pesawat antariksa ulang-alik. Maklum, pesawat ini dirancang dapat lepas landas dari bandara konvensial. Kemampuan tersebut diperoleh dari dua roket internal di sisi kanan dan kirinya. Jadi, pesawat ini berbeda dengan Discovery atau pesawat ulang-alik Amerika yang memiliki roket eksternal untuk mendorongnya ke orbit bumi.
![]() | ||
Gambar 1.1 Skylon Configuration |
![]() |
Gambar 1.2 Inside Skylon Plane |
Reaction Engines mengklaim produknya dapat menggantikan Space Shuttle NASA untuk mengangkut 12 ton kargo dan astronout ke Stasiun Antariksa Sosial Internasional (ISS) di luar angkasa. Mereka menyatakan pengembangan Skylon bisa memakan dana sekitar 7,5 M euro, biaya yang sama untuk mengembangkan sebuah jet Airbus.
Pesawat dengan panjang 81 meter ini dapat membawa 24 penumpang serta mampu terbang dengan kecepatan maksimal 5 Mach. Jauh lebih cepat jika dibanding pesawat tempur tercanggih jenis apapun, seperti milik AS maupun Rusia, yang kemampuan maksimalnya hanya 2,5 Mach.
Penerbangan komersial pertama ke ruang angkasa bakal dilakukan pada 2020. "Mungkin kini kita bicara sedikit tentang fiksi-ilmiah, tapi secara teori tak ada yang dapat menghentikan manusia menjelajahi luar angkasa," ujar Richard Varvill, direktur teknis dan salah satu pendiri Reaction Engines (RE). Biaya tiket penumpang per penumpang diperkirakan senilai 6,3 juta euro.
Skylon didasarkan pada proyek Hotol (Horizontal Take-Off and Landing), yang dikembangkan Alan Bond. Rolls Royce and British Aerospace membantu pendanaan proyek ini mulai 1982. Namun, pada 1988, pemerintah Inggris yang dikuasai Partai Konservatif menghentikan kucuran dana. Bond kemudian mendirikan perusahaan Reaction Engines Limited.
Uji coba Skylon telah dilakukan sejak 2005. Hasilnya sangat memuaskan karena mampu mencapai kecepatan 5 Mach, mulus tanpa gangguan apa pun dalam mesin maupun bodi pesawat yang menggunakan serat karbon.
Kini Skylon disiapkan untuk dapat mengangkasa sebanyak 200 kali penerbangan setiap pesawat.
Rencananya, setiap kali penerbangan hanya butuh waktu persiapan dua hari sehingga lebih ekonomis. Hal ini berbeda dengan pesawat ulang-alik Amerika yang perlu waktu persiapan berbulan-bulan. "Skylon merupakan contoh upaya perushaan Inggris mengembangkan teknologi masa depan ruang angkasa," kata Lord Drayson, mantan Menteri Riset dan Teknologi Inggris.
Sumber: Koran Tempo
No comments:
Post a Comment