Gambar 1.0 Sepeda Listrik X-1 |
Gambar 1.1 Sepeda Listrik C5 |
London - Sepintas kendaraan ini mirip mobil listrik mini yang sedang populer di tengah krisis energi. Namun kendaraan ini sebenarnya adalah sepeda listrik. Selain menggunakan kayuhan pedal, sepeda listrik ini bisa bergerak menggunakan listrik dari baterai polimer litium 24 volt.
Clive Sinclair, pengusaha Inggris yang dikenal sebagai inventor produk berukuran kecil, mulai televisi, kalkulator saku, hingga komputer pribadi, meluncurkan sepeda listrik X-1 itu pada Juli 2011. Meski pernah gagal memasarkan C5 sepeda listrik roda tiganya pada 1985 Sinclair berharap X-1 dapat meraih sukses.
Pada saat diluncurkan, C5 dimaksudkan untuk mengubah cara orang yang bepergian dengan kendaraan yang ramah lingkungan. Tapi, dengan kecepatan puncak 24 km/jam, tak banyak orang yang menganggapnya sebagai kendaraan yang layak dimiliki. Sinclair mengalami kerugian 6 juta pound sterling akibat kegagalan C5.
Seperti pendahulunya, X-1 adalah sepeda listrik yang membuat pengendaranya dapat duduk tegak sambil mengayuh dengan kaki lurus ke depan dan menggunakan motor listriksebagai penggeraak bila telah mengayuh pedal. Namun kali ini Sinclair merombak C5 dengan menambahkan bodi plastik berbentuk telur untuk melindungi pengendara sepeda dari hujan dan angin.
Sepeda listrik seharga Rp 8 juta itu memiliki motor yang dihubungkan ke roda belakang dengan fixed gear. Dalam situsnya, kendaraan listrik ini diklaim dapat bergerak sejauh 16 kilometer hanya dengan Rp 1.300. Baterai cadangannya dijual dengan biaya tambahan sebesar Rp 680 ribu. "Kendaraan ini tak membutuhkan bahan bakar, hanya baterai isi ulang ringan," kata situs Sinclair Research.
Untuk membuat sepeda menjadi kendaraan ramah lingkungan yang nyaman dikendarai dalam segala cuaca, Sinclair membuat semacam atap akrilik kedap air sekaligus berfungsi sebagai kerangka struktur pelindung pengemudi bila kendaraan terbalik. Struktur itu menyatu dengan sasis monocoque sepeda.
Berbeda denga kursi sepeda yang kurang nyaman, Sinclair merancang kursi dari bahan nilon yang dapat diatur kemiringan sandaran punggungnya. "Kursi ini sangat nyaman untuk perjalanan jauh maupun singkat," kata situs itu.
Bobot sepeda listrik ini sangat ringan, sekitar 30 kg. Konstruksinya menggunakan serat karbon untuk badan bawah kendaraan dan sasis dari baja.
Berbeda dengan sepeda listrik Sinclair, C5, yang gagal dipasar, X-1 dilengkapi rem cakram depan dan belakang yang memberi kemampuan menghentikan kendaraan 100%. Kemudinya juga dirancang agar cocok untuk segala macam posisi.
Dari sisi vasibilitas, X-1 juga lebih maju ketimbang C5, yang tingginya hanya 80 cm. Dengan tinggi 1.4 m, sepeda listrik X-1 lebih mudah terlihat oleh pengendara mobil dan truk di tengah keramaian lalu lintas. Sepeda ini juga dilengkapi lampu depan dan belakang.
Meski memiliki berbagai keunggulan dibanding C5, X-1 sebenarnya tidak terlalu menonjol bila disejajarkan dengan sepeda baterai biasa yang ada di pasar saat ini. Harga sepeda itu memang jauh lebih murah daripada sepeda listrik lain, tapi tenaga motor listriknya kurang kuat, hanya 190 watt. Rata-rata sepeda listrik memiliki motor 200-250 watt, bahkan hingga di atas 500 watt. X-1 juga lebih berat 10 kg ketimbang sepeda listrik yang umumnya hanya 20 kg.
Satu-satunya keunggulan X-1 hanyalah perlindungan dari cuaca, meski lubang pintu terbuka di kedua sisi tampaknya tak bisa mencegah cipratan air hujan yang bisa membasahi pengendaranya. Kaca depan X-1 juga tidak dilengkapi wiper untuk menjaga pandangan tetap jelas ketika hujan deras.
Kerangka roll cage, yang berfungsi melindungi pengendara ketika kendaraan terbalik, memang menawarkan keamanan, tapi struktur itu juga mengurangi sudut pandang pengendara dan kewaspadaan terhadap lalu lintas. Bila pengendara tak bisa leluasa memperhatikan lalu lintas di sekitarnya, sepeda itu tak dapat menyelip dengan lincah di antara padatnya kendaraan lain atau sekedar menghindari lubang di jalanan.
Satu lagi kekurangan sepeda listrik baru ini, pemiliknya akan menemui kesulitan dalam mengunci X-1 dibanding sepeda normal. Sepeda listrik ini juga tidak bisa diparkir di tempat penitipan sepeda karena membutuhkan tempat yang lebih besar sehingga harus diparkir di jaalan seperti mobil.
Sumber: Koran Tempo
No comments:
Post a Comment