Pesawat Ilustrasi |
FBI menyatakan, Rezwan Ferdaus, pria yang ditangkap itu, mengaku menggunakan replika pesawat jet sepanjang 7,5 inci itu sebagai uji coba. Pesawat dioperasikan dengan GPS dan mampu berlari pada kecepatan 100 mph.
Biro Federal Amerika Serikat mengingatkan potensi langkah Ferdaus akan diikuti yang lain dan meminta penjualan pesawat jenis ini diawasi. Ferdaus sendiri mengaku membelinya secara online melalui internet.
Namun pakar kontraterorisme yang juga pehobi model-aircfaft, Greg Hahn, menyangsikan hal ini. "Mungkin pesawat itu bisa digunakan untuk membawa bahan peledak," kata direktur teknik The Academy of Model Aeronautics, namun dampak yang ditimbulkan akibat ledakannya skalanya kecil saja. "Pesawat terlalu kecil untuk membawa bahan peledak yang cukup, lagipula hal ini mengurangi kemampuan terbangnya," katanya.
Rick Nelson, mantan pilot helikopter AL Amerika dan peneliti senior di The Center for Strategic and International Studies, menyatakan Ferdaus menghantamkan pesawat pada jendela untuk menimbulkan efek maksimal dan mampu mengendalikan pesawat secara cermat.
"Menerbangkan pesawat dengan remote control tak segampang kelihatannya. Belum lagi menambahkan bahan peledak dan detonatornya, itu sungguh hal yang sulit dilakukan," katanya.
No comments:
Post a Comment